DARIPADA KAYA DENGAN HARTA ORANG TUA LEBIH BAIK MISKIN TETAPI HARTA SENDIRI

Baso - Rabu 29/02/2012

Ilustrasi ternak lele

Suatu prilaku luarbiasa sebagai seorang pelajar yang berusaha meringankan beban orang tuanya yang patut diacungi jempol dan patut ditiru, dicontohkan oleh beberapa orang santri MTI Canduang mengurusi ternak Lele memanfaatkan sela-sela waktu senggang dalam kesibukan belajarnyanya sehari-hari.

Kikip Pranata kelas VI jurusan IPS bersama dua orang rekannya Yoko Suprianto yang juga satu jurusan dan Inaldi kelas V MTI Canduang ternyata memiliki usaha sampingan melihara ternak Lele untuk meringankan beban finansial orangtuanya. Hal itu nampak saat kami main ketempat tinggal mereka di Baso pada Senin (27/02) lalu. 

Kikip menerangkan bahwa "rumah ini bukanlah kontrakan atau tempat kos mereka, tetapi khusus disediakan oleh sipemilik Lele untuk menfasilitasi usaha mereka". Rumah itulah tempat perlindungan mereka dari krisis keuangan disaat kiriman dari kampung tidak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari.

Kikip mengaku bahwa usaha tersebut telah satu tahun digelutinya. Mereka mencoba hidup mandiri tanpa rangkulan orang tua. Hasil dari penjualan lele tersebut, telah banyak membantu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

 “Dari pado kayo di harato urang gaek, rancak bansaik di harato wak surang” daripada kaya dari hasil harta milik orang tua, lebih baik miskin tetapi milik kita sendiri" semboyan Kikip.

“ Mungkin kalau mode patang juo den baru, alah sagadang gunuang hutang den, jaan kan ka mambayiahnyo, maetongnyo sajo paniang den” kalau seperti ini mungkin hutang saya sudah menggunung, jangankan untuk membayarnya untuk menghitung saja mungkin susahnya minta ampun kata Yoko saat menaburkan Pelet untuk Lele peliharaannya itu.

Kalau dibandiangkan dengan kehidupan pelajar saat ini, khususnya yang jauh dari pengawasan orang tua, jangankan untuk meringankan beban orang tua, untuk hidup hemat saja mereka tidak pandai.

--------------------------------------------

Dilaporkan oleh: Bambang Kurnia